Ari Pratama
Ari Pratama
  • Dec 20, 2021
  • 9369

Ketua Ansor Deli Serdang: Virus Terorisme Harus Dicegah Sedini Mungkin

Deli Serdang - Terjadinya penangkapan terduga teroris oleh Densus 88 di Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang pada Kamis (16/12) lalu, bukanlah merupakan kejadian pertama atau kedua, melainkan sudah beberapa kali terjadi. Hal ini mengundang sorotan dan keresahan berbagai pihak, salah satunya adalah Ketua PC GP ANSOR Deli Serdang, Joel Pulungan. 

Berkaca pada dunia yang tengah terserang pandemi, di saat satu negara telah mengabarkan adanya serangan virus, maka satu dunia pun langsung melakukan berbagai usaha pencegahan agar virus tidak masuk dan menyebar. Masing-masing negara akan melakukan pendeteksian dini di pintu-pintu masuk negara, dan melakukan pengecekan kesehatan orang-orang yang baru masuk ke negara-negara tersebut. 

Dalam pengamatannya, Joel Pulungan mengibaratkan paham radikal yang disebar oleh kelompok teroris sebagai virus. Dimana, untuk mengendalikan, bahkan menangkal serangan virus, tentu diperlukan langkah jitu, seperti pendektesian sedini mungkin dengan menyusuri kelompok masyarakat dengan paham-paham yang melenceng dari ideologi negara Indonesia, serta penyebaran kebencian terhadap negara yang menjadi dasar dari keyakinan ideologis yang mendorong lahirnya terorisme. 

"Indonesia itu bagai lahan subur untuk tumbuh kembang paham radikal. Untuk itu, penumpasan teroris harus dari akar-akarnya, yaitu dengan penyusuran kelompok-kelompok dengan paham yang didasari kebencian pada negara itu." Ujarnya. 

Joel Pulungan menambahkan, "Karena jika tidak ditumpas sejak dari kelompok, terorisme seolah tidak akan habis persediaan SDM-nya untuk melakukan aksi-aksi teror di masa depan. Generasi baru akan terus bermunculan jika akar kelompoknya tidak ditumpas duluan"

Kembali pada metafora virus, Joel Pulungan berpendapat, jika virus penyakit saja perlu vaksin, maka virus terorisme juga perlu. Dalam hal ini, vaksin dibentuk oleh hasil kerjasama ulama dan umara untuk membendung virus ideologi kelompok radikal terorisme yang tumbuh di masyarakat.

Oleh karena itu, Kementerian Agama (Kemenag) Pemerintahan Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang dan para stakeholders yang notabane bagian dari Pemkab Deli Serdang harus terus menjalin hubungan dengan ulama, baik yang tergabung dengan organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, Al-Washliyah maupun yang tidak tergabung, identifikasi terhadap rumah-rumah tahfidz maupun pondokan-pondokan pendidikan yang menjamur saat ini penting untuk dilakukan mengingat pelaku aksi terorisme berlindung dibalik agama dalam menyebarkan virus radikalismenya.

"Saya kira, kerjasama lintas agama ke depan sangat perlu ditingkatkan sekaligus sangat strategis untuk menghilangkan kesan bahwa terorisme terkait dengan agama tertentu." Tandasnya.

"Terorisme memang tidak beragama, karena tidak ada satupun agama yang membenarkan aksi terorisme. Tetapi terorisme selalu menggunakan agama sebagai topeng pembenaran. Pendataan dan pengawasan sekolah-sekolah keagamaan penting dilakukan sebagai langkah pendeteksian dini, ini tugas bersama karena terorisme adalah musuh bersama." Tutup Joel Pulungan.(AIS) 

Penulis :
Bagikan :

Berita terkait

MENU